BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Asma adalah
penyebab utama penyakit kronik pada anak, yang menyebabkan sebagian besar
hilangnya hari sekolah akibat penyakit kronik. Asma mempunyai awitan pada
setiap usia. Sekitar 80-90% anak asma mendapat gejala pertama sebelum usia 4-5
tahun. Pada suatu waktu selama masa anak akan mendapat gejala dan tanda yang
sesuai dengan asma. Kira-kira 2-20% populasi anak dilaporkan pernah menderita
asma. Belum ada penyelidikan menyeluruh mengenai angka kejadian asma pada anak
Indonesia, namun diperkirakan berkisar antara 5-10%. Di Poliklinik Sub Bagian
Paru Anak FKUI-RSCM Jakarta, lebih dari 50% kunjungan merupakan penderita asma.
Berat dan
perjalanan asma sulit diramalkan. Sebagian besar anak yang menderita sebagian
kecil akan menderita asma berat yang sulit diobati, biasanya lebih bersifat
menahun daripada musiman. Yang menyebabkan ketidakberdayaan dan secara nyata
mempengaruhi hari-hari sekolah, aktivitas bermain, dan fungsi sehari-hari.
Sungguh merupakan hal yang tidak menyenangkan apabila dalam masa-masa bermain
dan beraktivitas, anak-anak terganggu karena penyakit yang diderita. Hal ini
tentunya membutuhkan perhatian khusus baik berupa perawatan, pengobatan dan
pencegahan.
Oleh karena
itu penyakit asma memerlukan penanganan khusus terlebih lagi pada anak-anak
yang selalu diliputi keceriaan dalam hari-hari dalam bermain dan beraktivitas
dalam kehidupan sehari-hari dengan melibatkan tenaga kesehatan dari berbagai
bidang multidisipliner. Dalam pelayanan keperawatan, perawat mempunyai peranan
sebagai tenaga profesional yaitu bertindak memberikan asuhan keperawatan,
penyuluhan kesehatan kepada orang tua, memberikan informasi tentang pengertian,
tanda dan gejala, serta pencegahan secara mandiri maupun secara kolaboratif
dengan berbagai pihak.
1980an hampir semua pasien hemofilia
berat terinfeksi hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C dan HIV. teknik virisidal terbaru kemudian ditemukan dan
efektif membunuh virus-virus tersebut. standar terbaru tatalaksana hemofilia
sekarang menggunakan konsentrat FVIII rekombinan sehingga dapat menghilangkan
risiko tertular virus.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1. Apa definisi
dari Asma ?
2. Apa saja
etiologi dari Asma ?
3. Bagaimana
patofisiologi dari Asma ?
4. Apa saja
manifestasi klinik dari Asma ?
5. Bagaimana
penatalaksanaan dari Asma ?
6. Apa
komplikasi dari Asma ?
7. Bagaimana
asuhan keperawatan pada Asma ?
8. Apa diagnosa
keperawatan pada Asma ?
1.3 TUJUAN
PENULISAN
Agar mahasiswa mengetahui apa
definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, penatalaksanaan,
komplikasi, asuhan keperawatan, serta diagnosa keperawatan dari Asma.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI ASMA
Asma adalah suatu penyakit dengan
ciri meningkatnya respons trakhea dan bronkhus terhadap berbagai rangsangan
dengan adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat
berubah-ubah secara spontan maupun sebagai hasil pengobatan.
Asma adalah suatu gangguan pada
saluran bronchial yang mempunyai cirri bronkospasme periodic (kontraksi spasme
pada saluran nafas) terutama pada percabangan
trakeaobronkial,endokrin,infeksi,otonomik dan psikologi.
Asma adalah
proses peradangan di saluran nafas yang mengakibatkan peningkatan responsive
dari saluran nafas terhadap berbagai stimulasi yang dapat menyebabkan
penyempitan saluran nafas yang menyeluruh dengan gejala khas sesak nafas yang
reversible.
Klasifikasi Asma
a.
Asma Bronkiale Tipe Atopik (Ekstrinsik)
Merupakan suatu bentuk asma dengan allergen seperti
bulu binatang,debu,ketombe, tepung sari, makanan dan lain-lain. Alergen
terbanyak adalah airborne dan musiman(seasonal). Klien dengan asma alergik
biasanya mempunyai riwayat penyakit keluarga dan riwayat pengobatan eksim atau
rhinitis alergik. Paparan terhadap alergi akan mencetuskan serangan asma.
Bentuk asma ini biasanya dimulai sejak kanak-kanak.
b.
Idiopatik
atau Non alergik / Intrinsik
Tidak berhubungan secara langsung dengan allergen
spesifik. Factor-faktor seperti common cold, infeksi saluran nafas atas,
aktivitas, emosi/stress, dan populasi lingkungan akan mencetuskan seranagn.
Beberapa agen farmakologi, seperti agonis β-adrenergik dan bahan sulfat
(penyedap makanan) juga dapat menjadi factor penyebab. Serangan dari asma
idiopatik atau nonalergik menjadi lebih berat dan sering kali dengan
berjalannya waktu dapat berkembangn menjadi bronchitis an emfisema. Pada
beberapa kasus dapat berkembang menjadi asma campuran. Bentuk asma ini biasanya
dimulai ketika dewasa(>35 tahun).
c.
Asma Campuran
(Mixed Asma)
Merupakan bentuk asma yang paling sering.
Dikarakteristikkan dengan bentuk kedua jenis asma alergi dan idiopatik atau
nonalergi.(Somantri,2008)
2.2
ETIOLOGI ASMA
·
Faktor
Ekstrinsik
Ditemukan pada sejumlah kecil pasien dewasa dan
disebabkan oleh alergen yang diketahui karena kepekaan individu, biasanya
protein, dalam bentuk serbuk sari yang hidup, bulu halus binatang, kain
pembalut atau yang lebih jarang terhadap makanan seperti susu atau coklat,
polusi.
·
Faktor
Intrinsik
Faktor ini sering tidak ditemukan
faktor-faktor pencetus yang jelas. Faktor-faktor non spefisik seperti flu
biasa, latihan fisik atau emosi dapat memicu serangan asma. Asma instrinsik ini
lebih biasanya karena faktor keturunan dan juga sering timbul sesudah usia 40
tahun. Dengan serangan yang timbul sesudah infeksi sinus hidung atau pada
percabangan trakeobronchial.
2.3
PATOFISIOLOGI
2.4 MANIFESTASI
KLINIK
·
Bising mengi (wheezing) yang terdengar
dengan/tanpa stetoskop
·
Batuk produktif, sering pada malam hari
·
Nafas atau dada seperti tertekan,
ekspirasi memanjang
·
Tensi meningkat
·
Takikardi
2.5 PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan
laboratorium yang dilakukan adalah :
· pemeriksaan
darah tepi ( sekret hidung )
· Pemeriksaan
IGE
· Pemeriksaan
ronten torak biasanya ujung depan kosta terangkat dan puncak dada lebar.
Pemeriksaan alergi tes untuk menentukan jenis alergen pencetus asma.
· Pemeriksan
uji faal paru dengan spirometri akan membantu menunukan adanya obstruksi
daluran pernafasan
· Pada
saat serangan asma kadang-kadang dilakuikan tindakan pemeriksaan gas darah.
2.6 PENATALAKSANAAN
1. Penobatan
non farmakologik
a) Penyuluhan
·
Penyuluhan ini ditujukan pada peningkatan pengetahuan
klien tentang penyakit asthma sehinggan klien secara sadar menghindari
faktor-faktor pencetus, serta menggunakan obat secara benar dan berkonsoltasi
pada tim kesehatan.
b) Menghindari
faktor pencetus
·
Klien perlu dibantu mengidentifikasi pencetus serangan
asthma yang ada pada lingkungannya, serta diajarkan cara menghindari dan
mengurangi faktor pencetus, termasuk pemasukan cairan yang cukup bagi klien.
c)
Fisioterapi
·
Fisioterpi dapat digunakan untuk mempermudah
pengeluaran mukus. Ini dapat dilakukan dengan drainage postural, perkusi dan fibrasi
dada.
2. Pengobatan
farmakologik
a) Agonis beta
·
Bentuk aerosol bekerja sangat cepat diberika 3-4 kali
semprot dan jarak antara semprotan pertama dan kedua adalan 10 menit. Yang
termasuk obat ini adalah metaproterenol ( Alupent, metrapel ).
b)
Metil Xantin
·
Golongan metil xantin adalan aminophilin dan teopilin,
obat ini diberikan bila golongan beta agonis tidak memberikan hasil yang
memuaskan. Pada orang dewasa diberikan 125-200 mg empatkali sehari.
c)
Kortikosteroid
·
Jika agonis beta dan metil xantin tidak memberikan
respon yang baik, harus diberikan kortikosteroid. Steroid dalam bentuk aerosol
( beclometason dipropinate ) dengan disis 800 empat kali semprot tiap
hari. Karena pemberian steroid yang lama mempunyai efek samping maka yang
mendapat steroid jangka lama harus diawasi dengan ketat.
d)
Kromolin
·
Kromolin merupakan obat pencegah asthma, khususnya
anak-anak . Dosisnya berkisar 1-2 kapsul empat kali sehari.
e)
Ketotifen
·
Efek kerja sama dengan kromolin dengan dosis 2 x 1 mg
perhari. Keuntunganya dapat diberikan secara oral.
f)
Iprutropioum
bromide (Atroven)
·
Atroven adalah antikolenergik, diberikan dalam bentuk
aerosol dan bersifat bronkodilator.
3. Pengobatan
selama serangan status asthmatikus
a) Infus RL :
D5 = 3 : 1 tiap 24 jam
b) Pemberian
oksigen 4 liter/menit melalui nasal kanul
c)
Aminophilin
bolus 5 mg / kg bb diberikan pelan-pelan selama 20 menit dilanjutka drip Rlatau
D5 mentenence (20 tetes/menit) dengan dosis 20 mg/kg bb/24 jam.
d) Terbutalin
0,25 mg/6 jam secara sub kutan.
e) Dexamatason
10-20 mg/6jam secara intra vena.
f)
Antibiotik
spektrum luas.
2.7
KOMPLIKASI
a)
Pneumothoraks
adalah suatu
keadaan terdapatnya udara atau gas di dalam rongga pleura, yang terjadi secara
spontan atau sebagai akibat trauma.
b)
Emfisema
adalah suatu keadaan abnormal pada anatomi paru dengan
adanya kondisi klinis berupa melebarnya saluran udara bagian distal bronkhiolus
terminal yang disertai dengan kerusakn dinding alveoli.
c)
Atelektasis
adalah suatu keadaan yang berhubungan dengan adanya
proses penyakit parenkim yang disebabkan oleh obstruksi bronkhus.
d)
Gagal nafas
adalah ketika pertukaran gas antara oksigen dengan
karbon dioksida di paru tidak dapat mengimbangi laju konsumsi oksigen dan produksi
karbon dioksida pada sel tubuh. Kondisi ini mengakibatkan tekanan oksigen
arterial kurang dari 50mmHg (hipoksemia) dan tekanan karbon dioksida arterial
meningkat lebih dari 45mmHg(hiperkapnea)
e)
Brokitis
adalah peradangan dari satu atau lebih bronkus yang
dapat disebabkan oleh karena terkena dingin,penghirupan bahan-bahan iritan dan
oleh karena infeksi akut.
f)
StatusAsmatikus bentuk
hebat dari asma akut dimana obstruksi jalan nafas tahan terhadap terapi obat
konvensional dan berakhir lebih dari 24 jam.
g)
Disritmia
adalah gangguan pada frekuensi jantung regular atau
irama yang disebabakan oleh perubahan pada konduksi elektrik atau otomatisasi.
2.8 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ASMA
1.
Pengkajian
a.
Aktivitas/istirahat
Gejala
: Pada klien dengan Asma gejala yang dapat ditimbulkan antara lain keletihan, kelelahan,
malaise, ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari karena sulit
berafas, ketidakmampuan untuk tidur, perlu tidur dalam posisi tinggi, dispnoe
pada saat istirahat atau respon terhadap aktivatas/latihan.
Tanda
: Tanda-tandanya antara lain keletahan, gelisah, insomnia, kelemahan
umum/kehilangan massa otot.
b.
Sirkulasi
Gejala
: Gejala yang ditimbulkan antara lain pembengkakan pada ekstremitas bawah.
Tanda
: Tanda-tandanya antara lain peningkatan TD, peningakatan frekuensi jantung/takikardi
berat,disritmia,distensi vena leher,odema dependan,tidak berhubungan dangan
penyakit jantung, bunnyi jantung redup (berkaitan dengan peningkatan diameter
AP dada), warna kulit/membran mukosa normal/abu-abu(sianosis), kaku
tubuh,sianosis perifer,pucat dapat menunjukkan anemia.
c.
Makanan/cairan
Gejala
: mual,muntah,nafsu makan buruk/anoreksia,kemampuan untuk makan menurun karena
distress pernafasan, penurunan BB menetap (emfisema), peningkatan BB menunjukan
edema(bronkitis).
Tanda
: turgor kulit buruk, adema dependen, berkeringat.
d.
Pernafasan
Gejala
: nafas pendek,dispnoe, dada terasa tertekan,sesak nafas berulang,riwayat
pneumonia berulang,terpajan polusi atau debu/asap, faktor keluarga/keturunan.
Tanda
: pernafasan cepat/lambat, penggunaan otot bantu pernafasan, nafas bibir,
barrel chest, gerakan diafragma minimal, bunyi nafas redup dengan ekspirasi
mengi, crackles atau ronchi, hiperesonan atau pekak pada paru, sianosis bibir
dan pada dasar kuku.
e.
Higiene
Gejala
: Penurunan kemampuan beraktivitas,
Tanda
: kebersihan buruk, bau badan.
f.
Keamanan
Gejala
:riwayat reaksi alergi / sensitif terhadap zat/faktor lingkungan, adanya
infeksi, kemerahan/berkeringat.
g. Seksualitass
Gejala : Penurunan libido
Gejala : Penurunan libido
h.
Interaksi sosial
Gejala
: hubungan ketergantungan , kurang sistem pendukung, penyakit
lama/ketidkmampuan membaik.
Tanda
: Ketidakmampuan mempertahankan suara, keterbatasan mobilitas fisik, kelainan
hubungan dengan anggota keluarga lain.
PEMERIKSAAN FISIK
a.
Keadaan umum : penderita tampak sesak nafas dan
gelisah, penderita lebih nyaman dalam posisi duduk.
b.
Jantung : pekak jantung mengecil, takikardi.
c.
Paru :
·
Inspeksi : dinding torak tampak mengembang, diafragma
terdorong ke bawah.
·
Auskultasi : terdengar wheezing (mengi), ekspirasi
memanjang.
·
Perkusi : hipersonor
·
Palpasi : Vokal Fremitus kanan=kiri
2.9 DIAGNOSA
KEPERAWATAN
· Bersihan
jalan napas tidak efektif berhubungan dengan bronkhokonstriksi,
bronkhospasme
· Pertukaran
gas berhubungan dengan kelelahan otot respiratory ditandai dengan dispnea,
peningkatanPCO2, peningkatan penggunaan otot bantu napas
· Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai
oksigen ditandai dengan kelelahan, dispnea, sianosis
· Kurang
pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, tindakan berhubungan dengan
kurang informasi / tidak mengenal sumber informasi, kurang mengingat /
keterbatasan kognitif.
NO
|
DIAGNOSA
|
TUJUAN
DAN KRITERIA HASIL
|
INTERVENSI
|
1
|
Domain
11 : keamanan/perlindungan
Kelas
2 : cedera fisik
Ketidakefektifan
bersihan jalan napas (00031)
Definisi
:
Ketidakmampuan
untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk
mempertahankan bersihan jalan napas.
Batasan
karakteristik :
·
Suara napas tambahan
·
Perubahan frekuensi napas
·
Dispnea
Faktor
yang berhubungan :
·
Spasme jalan napas
·
Mukus dalam jumlah berlebihan
·
Jalan napas alergik
·
Asma
|
Tujuan
:
setelah di
lakukan tindakan keperawatan selama ….x 24 jam bersihan jalan nafas kembli
efektif
Kriteria Hasil :
·
klien dapat mendemonstrasikan batuk efektif
·
Tidak ada suara nafas tambahan dan wheezing
·
Pernapasan klien normal ( 16 -20 x /menit) tanpa
adanya pengguanaan otot bantu napas.
·
Frekuensi nadi 60-120 x /menit.
|
· Mandiri :
·
Posisikan pasien untuk mengoptimalkan pernapasan (
posisi semi fowler)
R : posisi
semi fowler dapat memberikan kesempatan pada proses ekspirasi paru.
·
Kaji Warna, kekentalan dan jumlah sputum
R : karekteristik sputum dapat
menunjukkan berat ringannya obstruksi.
·
Ajarkan cara batuk efektif dan terkontrol
R : batuk yang terkontrol dan
efektif dapat memudahkan pengeluaran secret yang melekat dijalan napas.
·
Bantu klien latihan napas dalam.
R : ventilasi maksimal membuka
lumen jalan nafas dan meningkatkan gerakan secret kedalam jalan nafas besar
untuk dikeluarkan.
·
Pertahankan intake cairan sedikitnya 2500 ml/hari
kecuali tidak diindikasikan
R : Hidrasi yang adekuat membantu
mengencerkan secret dan mengefektifkan pembersihan jalan nafas.
7.)
·
Kolaborasi
:
·
Kolaborasi pemberian obat bronkodilator
R : Pemberian bronkodilator via
inhalasi akan langsung menuju area broncus yang mengalami spasme sehingga
lebih cepat berdilatasi.
·
Kolaborasi dengan dokter pemberian obat agen
mukolitik dan ekspektoran
R : agen mukolitik menurunkan
kekentalan dan perlengketan secret paru untuk memudahkan pembersihan. Agen
ekspektoran akan memudahkan secret lepas dari perlengketan jalan napas .
·
Kolaborasi dengan dokter pemberian obat
kortikostiroid.
R : kortikosteroid berguna pada
keterlibatan luas dengan hipoksemia dan menurunkan reaksi inflamasi akibat
edema mukosa dan dinding bronkus.
|
2
|
Domain 3 : eliminasi dan
pertukaran
Kelas 4 : fungsi pernapasan
Gangguan pertukaran gas (00030)
Definisi :
Kelebihan atau defisit pada
oksigenasi dan / atau eliminasi karbon dioksida pada membran alveolar –
kapilaer
Batasan karakteristik :
· Pernapasan
abnormal (mis. Kecepatan, irama, kedalaman)
· Warna
kulit abnormal (mis. Pucat, kehitaman)
· Takikardia
· Dispnea
Faktor
yang berhubungan :
· Ventilasi
- perfusi
|
Tujuan
:
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…x24
jam Pertukaran gas kembali efektif
Kriteria Hasil :
·
Klien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi dalam
pernapasan.
·
Frekuensi napas 16-20 x /menit dan tidak sesak napas
·
Frekuensi nadi 60-120 x /menit.
·
Kulit tidak pucat ( PaO2 kurang dari 50 mm Hg.
·
PaCO2 lebih dari 50 mm Hg dan PH 7,35-7,40 )
·
Saturasi oksigen dalam darah lebih dari 90%
|
Intervensi:
·
Pantau status pernapasan tiap 4 jam,hasil GDA,intake
dan output.
R : untuk mengindenfikasi indikasi
ke arah kemajuan atau penyimpangan dari hasil klien.
·
Tempatkan klien pada posisi semi fowler
R : posisi tegak memungkinkan
ekspansi paru lebih baik.
·
Berikan pengobatan yang telah ditentukan serta
amati bila ada tanda-tanda toksisitas.
R : pengobatan untuk mengembalikan
kondisi bronchus seperti kondisi sebelumnya.
·
Tingkatkan aktifitas secara bertahap, jelaskan bahwa
fungsi pernapasan akan meningkat dengan aktivitas.
R : Mengoptimalkan fungsi paru
sesuai dengan kemampuan aktivitas individu.
Kolaborasi:
·
Berikan terapi intravem sesuai anjuran (kolaborasi
dengan dokter)
R : Untuk memungkinkan dehidrasi
yang cepat dan tepat mengikuti keadaan vaskuler untuk pemberian
obat-obat darurat.
·
Berikan oksigen melalui kanula nasal 4 L/menit
selanjutnya sesuaikan dengan hasil PaO2.
R : pemberian oksigen mengurangi
beban otot-otot pernafasan.
|
3
|
Domain 4 : aktivitas/istirahat
Kelas 4 : respon kardiovaskular-pulmonal
Intoleransi
aktivitas (00092)
Definisi:
ketidakcukupan energi psikologis atau
fisiologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan
sehari-hari yang harus atau ingin dilakukan.
Batasan karakteristik :
·
Ketidaknyamanan setelah beraktivitas
·
Dispnea setelah beraktifitas
Faktor
yang berhubungan :
·
Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
|
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu
…x24 jam klien dapat melakukan aktivitas sesuai kebutuhan .
Kriteria hasil :
·
Klien dapat beraktivitas sesuai kebutuhannya
·
Pernapasan klien normal (16-20 x/menit) dan tidak
sesak napas
·
Frekuensi nadi 60-120 x /menit.
·
Klien dapat mendemonstrasikan teknik distraksi yang
diajarkan
|
Intervensi:
·
Jelaskan aktivitas dan factor ysng dapat
meningkatkan kebutuhan oksigen.
R : merokok ,suhu ekstrem dan
stress menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah dan meningkatkan beban jantung
.
·
Ajarkan progam relaksasi
R : mempertahankan,
memperbaiki pola nafas teratur .
·
Ajarkan teknik napas efektif.
R : meningkatkan oksigenasi
tanpa mengorbankan banyak energi .
·
Kaji respon abnormal setelah aktivitas.
R : respon abnormal meliputi nadi , tekanan
darah , dan pernafasan yang meningkat .
g.
kolaborasi
:
·
Kolaborasikan dengan fisioterapi untuk melakukan
latihan /aktivitas harian sesuai jadwal.
R : latihan/aktivitas harian memungkinkan
kemampuan otot bantu nafas
|
4.
|
Domain 5 : persepsi/kognisi
Kelas 4 : kognisi
Defisiensi
Pengetahuan (00126)
Definisi :
Ketiadaan atau
defisiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
Batasan karakteristik
:
·
Ketidakakuratan mengikuti
perintah
·
Perilaku tidak tepat (mis.
Histeria, bermusuhan, agitasi, apatis)
·
Pengungkapan masalah
Faktor
yang berhubungan :
·
Keterbatasan kognitif
·
Salah interpretasi informasi
·
Tidak familier deng sumber
informasi
|
Tujuan :
kebutuhan
informasi klien terpenuhi
Kriteria hasil
:
·
klien mengatakan pemahaman kondisi atau proses
penyakit dan tindakan
·
klien dapat
mengidentifikasi hubungan tanda atau gejala yang ada dan proses penyakit dan
menghubungkan dengan faktor penyebab
·
klien mampu melakukan perubahan perilaku dan pola
hidup berpartisipasi dalam program pengobatan.
|
Intervensi
:
·
Jelaskan / kuatkan penjelasan
proses penyakit individu, dorong pasien / orang terdekat untuk menanyakan
pertanyaan.
R : Menurunkan ansietas dan dapat menimbulkan
perbaikan partisipasi pada rencana pengobatan.
·
Kuatkan rasional untuk latihan
nafas, batuk efektif.
R : Nafas bibir dan
nafas abdominal / diafragmatik menguatkan otot pernafasan, membantu
meminimalkan kolaps jalan nafas kecil, dan memberikan individu arti untuk
mengontrol dispnea.
·
Diskusikan faktor individu yang
meningkatkan kondisi, misal : udara terlalu kering, angin, lingkungan dengan
suhu ekstrim, serbuk, asap tembakau dll.
R : Faktor lingkungan
ini dapat menimbulkan / meningkatkan iritasi bronchial dapat menimbulkan peningkatan
produksi sekret dan hambatan jalan nafas.
|
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Asma adalah
suatu penyakit yang ditandai oleh hipersensitivitas cabang trakeobronkial
terhadap berbagai rangasangan yang akan menimbulkan obstruksi jalan nafas dan gejala
pernafasan(mengi dan sesak). Gambaran klinis asma klasik adalah serangan episodik batuk, mengi. dan
sesak napas. Pada awal serangan sering gejala tidak jelas, seperti rasa berat
didada, dan pada asma alergi mungkin disertai pilek atau bersin, Meskipun pada
mulanya batuk tanpa disertai sekret. tetapi pada perkembangan selanjutnya
pasien akan mengeluarkan sekret baik yang mukoid, putih kadang-kadang purulent.
B.
Saran
Dengan
mengetahui apa dan bagaimana penyakit asma maka dapat lebih mengenali cara
penanganannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar