PRAKTIKUM I
UJI MAKANAN
TUJUAN
:
Mahasiswa mampu menguji kandungan amilum, protein dan lemak pada berbagai makanan
A. Dasar
Teori
1.
Karbohidrat
Karbohidrat tersusun atas unsur-unsur C, H, dan O yang dibentuk dalam
proses fotosintesis oleh tumbuhan berhijau daun. Golongan karbohidrat antara
lain : gula, tepung, dan selulosa. Menurut ukuran molekul, karbohidrat
dibedakan menjadi beberapa golongan sebagai berikut :
ü Monosakarida, meliputi glukosa, fruktosa, dan
galaktosa.
ü Disakarida, meliputi sukrosa, maltosa, dan laktosa.
ü Polisakarida, meliputi amilum, selulosa, dan glikogen.
Setiap molekul glukosa
mengandung 38 ATP (adenosine trifosfat). Metabolisme karbohidrat dipengaruhi
oleh enzim-enzim dan hormone-hormon tertentu. Adapun fungsi karbohidrat adalah sebagai
berikut:
1.
Sebagi penghasil
kalori (1 gram = 4,1 kalori )
2.
Pembentuk
senyawa-senyawa organic yang lain seperti lemak dan protein
3.
Menjaga
keseimbangan asam basa dalam tubuh
2.
Potein
Protein merupakan senyawa
majemuk yang terdiri atas unsure-unsur C, H, O, N, dan kadang-kadang terdapat
unsure P dan S. Molekul protein tersusun dari sejumlah asam amino sebagai bahan
dari dasar.
Sifat-sifat suatu protein ditentukan oleh :
1. Macam asam amino yang terdapat dalam molekul protein
2 Jumlah tiap macam asam amino
3. Susunan asam amino dalam molekul protein
Ada beberapa asam amino yang
tidak dapat dibentuk oleh tubuh kita, sehingga harus didapat dari makanan kita
sehari-hari. Asam amino tersebut disebut asam amino esensial yang berjumlah 8,
yaitu : lisineleusin, isoleusin, treonin, metionin, valin, fenilalanin, dan
triptofan.
Protein dicerna secara kimia
menjadi asam-asam amino yang kemudian diserap pada dinding-dinding ahlus.
Asam-asam amino tersebut masuk ke pembuluh darah dan diangkut menuju ke sel-sel
tubuh.
Adapun fungsi protein, yaitu :
1. Penghasil energi ( 1 gram = 4,1 kalori )
2. Pembangun jaringan-jaringan baru dan mengganti yang rusak
3. Pembuat enzim dan hormone
4. Penjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh
5. Pembentuk
antibody
3. Lemak
Lemak tersusun
atas unsure-unsur C, H, dan O yang merupakan senyawa majemuk. Lemak terdiri
atas asam lemak dan gliserol. Pada satu molekul lemak terdapat satu molekul
gliserol dan tiga buah molekul asam lemak. Sumber lemak dibagi menjadi dua
macam, yaitu hewani dan nabati.
Lemak tidak
dapat larut dalam air tetapi larut dalam eter, benzene, dan kloroform. Lemak
terdiri atas 2 komponen, yaitu asam lemak dan gliserol. Setiap 3 molekul asam
lemak berikatan dengan molekul gliserol membentuk trigliserida. Asam lemak yang
dibuat oleh tubuh disebut asam lemak nonesensial, sedangkan asam lemak yang
diperoleh dari makanan disebut asam lemak esensial.
Adapun fungsi
lemak sebagai berikut :
1.
Sebagai
penghasil energi ( 1 gram = 9,3 kalori )
2.
Pembangun
bagian-bagian sel tertentu
3.
Pelarut beberapa
vitamin, yaitu vitamin A, D, E, dan K
4.
Sebagai
pelindung tubuh dari suhu rendah.
B.
Prosedur Kerja
· Kegiatan I : Uji Amilum (Tes Iodium)
1.
Mengaluskan bahan makanan yang akan
diuji
2.
Mengasamkan bahan yang akan diuji dengan
HCl encer
3.
Menambahkan 2 tetes larutan Iodium
kepada setiap bahan yang akan diuji dalam lempeng porselin, lalu membandingkan
warna yang diperoleh dengan larutan iodiumnya sendiri.
·
Kegiatan
II : Uji Protein (Tes Iodium)
1.
Memasukkan
sedikit bahan makanan yang akan diuji ke dalam lempeng perselin
2.
Menambahkan 2
tetes larutan CuSO4 lalu 5 tetes larutan NaOH
3.
Mengocok larutan
di atas sampai tercampur sempurna
4.
Mengamati
perubahan yang terjadi
·
Kegiatan
II : Uji Protein (Tes Iodium)
1. Mengambil
larutan makanan dengan pipet, kemudian meneteskan pada kertas HVS, biarkan
tetesan tersebut hingga kering
2. Memperhatikan
bekas tetesan larutan makanan pada kertas HVS setelah mengering. Apabila bagian
yang ternoda pada kertas HVS menjadi transparat, maka terbukti bahwa makanan
mengandung lemak.
3. Melakukan
percobaan tersebut untuk bahan makanan yang lainnya. Selanjutnya, mencatat
hasil yang diperoleh pada tabel
C.
Hasil Pengamatan
a.
Kegiatan
I : Uji A milum (Tes Iodium)
NO
|
Nama
Bahan
Makanan
|
Hasil
|
Keterangan
|
1
|
Nasi
|
(+)
|
Saat
di tetese Hcl, nasi tidak berubah warna. Tapi, saat di tetesi lugol nasi
berubah warna menjadi ungu.
|
2
|
Roti
|
(+)
|
Saat
di tetese Hcl, roti tidak berubah warna. Tapi, saat di tetesi lugol roti
berubah warna menjadi ungu.
|
3
|
Apel
|
(+)
|
Saat
di tetese Hcl, apel tidak berubah warna. Tapi, saat di tetesi lugol apel
berubah warna menjadi ungu kehitaman
|
4
|
Telur
|
( - )
|
Saat
di tetese Hcl, telur tidak berubah warna. Begitu juga saat di tetesi lugol
telur tetap tidak berubah warna.
|
5
|
Kacang
tanah
|
(+)
|
Saat
di tetese Hcl, kacang tanah tidak berubah warna. Tapi, saat di tetesi lugol
kacang tanah berubah warna menjadi ungu.
|
6
|
Tahu
|
(
- )
|
Saat
di tetese Hcl, tahu tidak berubah warna. Begitu juga saat di tetesi lugol
tahu tetap tidak berubah warna.
|
7
|
Daging
|
(
- )
|
Saat
di tetese Hcl, daging tidak berubah warna. Begitu juga saat di tetesi lugol
daging tetap tidak berubah warna.
|
8
|
Minyak
kelapa
|
(
- )
|
Saat
di tetese Hcl, minyak kelapa tidak berubah warna. Begitu juga saat di tetesi
lugol minyak kelapa tetap tidak berubah warna.
|
anah berubah
warna menjadi ungu. Hal ini menunjukkan bahwa Nasi,Roti,Apel,Kacang
tanah tersebut mengandung Amilum.
b.
Kegiatan
II: Uji protein (Tes biuret)
Bahan
makanan
|
Hasil
|
Keterangan
|
||
Sebelum NaOH
( X )
|
Setelah NaOH
( Y )
|
X
|
Y
|
|
Nasi
|
( - )
|
( + )
|
putih
|
ungu
|
Roti
|
( - )
|
( - )
|
putih
|
Tidak berubah warna
|
Apel
|
( - )
|
( - )
|
orange
|
tidak berubah warna
|
Telur masak dan mentah ( putih,
kuning)
|
( - )
|
( + )
|
putih dan kuning
|
ungu
|
Kacang tanah
|
( - )
|
( + )
|
coklat muda
|
ungu
|
Tahu
|
( - )
|
( + )
|
putih
|
ungu
|
Daging
|
( - )
|
( + )
|
merah
|
ungu
|
Minyak kelapa
|
( - )
|
( + )
|
kunig
|
biru
|
c.
Kegiatan
III : Uji Lemak
NO
|
Nama
Bahan
Makanan
|
Hasil
|
Keterangan
|
1
|
Nasi
|
(
- )
|
Saat
diamati bagian ternoda pada kertas HVS tidak menjadi transparant.
|
2
|
Roti
|
(
- )
|
Saat
diamati bagian ternoda pada kertas HVS tidak menjadi transparant.
|
3
|
Apel
|
(
- )
|
Saat
diamati bagian ternoda pada kertas HVS tidak menjadi transparant.
|
4
|
Telur
|
(
- )
|
Saat
diamati bagian ternoda pada kertas HVS tidak menjadi transparant.
|
5
|
Kacang
tanah
|
(
+ )
|
Saat
diamati bagian ternoda pada kertas HVS menjadi transparant.
|
6
|
Tahu
|
(
- )
|
Saat
diamati bagian ternoda pada kertas HVS tidak menjadi transparant.
|
7
|
Daging
|
(
- )
|
Saat
diamati bagian ternoda pada kertas HVS tidak menjadi transparant.
|
8
|
Minyak
kelapa
|
(
+ )
|
Saat
diamati bagian ternoda pada kertas HVS menjadi transparant.
|
D. Pembahasan
Pembahasan kegitan I
Salah satu contoh karbohidrat adalah amilum. Amilum
merupakan sumber energi utama bagi orang dewasa di seluruh penduduk dunia,
terutama di negara seclang berkembang oleh karena di konsumsi sebagai bahan
makanan pokok. Disamping bahan pangan kaya akan amilum juga mengandung protein,
vitamin, serat dan beberapa zat gizi penting lainnya. Amilum mrupakan
karbohidrat dlm bentuk simpanan bagi tumbuh-tumbuhan dlm bentuk granul yang
dijumpai pada umbi & akarnya. Menurut sumber umbi-umbian,serealia dan
biji-bijian merupakan sumber amilum yang berlimpah ruah oleh karena mudah
didapat untuk di konsumsi. Jagung, beras dan gandum kandungan amilurnnya lebih
dari 70%, sedangkan pada kacang-kacangan sekitar 40%.
Amilum (Pati) tersusun dari dua macam karbohidrat,
amilosa dan amilopektin dalam komposisi yang berbeda-beda yaitu 10-20% amilosa
dan 80-90% amilopektin. Amilosa tersusun dari molekul-molekul α-glukosa dengan
ikatan glikosida α-(1-4) membentuk rantai linier. Sedangkan amilopektin terdiri
dari rantai-rantai amilosa (ikatan α(1-4)) yang saling terikat membentuk cabang
dengan ikatan glikosida α-(1-6). Amilosa
memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket.
Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak
bereaksi. Penjelasan untuk gejala ini belum pernah bisa tuntas dijelaskan.
Amilopektin dapat memiliki jumlah molekul glukosa mulai dari ratusan sampai
puluhan ribu.Sementara amilosa rata-rata terdiri dari 1000 molekul glukosa.
Stuktur kimia amilum (pati) secara pasti belum diketahui namun diduga bahwa
bagian luar dari butiran amilum sebagai amilosa sedangkan bagian dalam
butirannya sebagai amilopektin .
Untuk mengidentifikasi adanya kandungan amilum pada
sampel kita dapat menggunakan beberapa pereaksi. Pereaksi tersebut salah
satunya adalah larutan iodium. Iodium memberikan warna kompleks dengan
polisakarida. Tepung memberikan warna biru pada iodium, glikogen dan tepung
yang sudah dihidrolisis sebagian (eritrodekstrin) memberikan warna merah sampai
coklat dengan iodium. Dari hasil pengamatan kami bahwa Nasi,Roti,Apel,Kacang
tanah berubah warna menjai ungu. Yang artinya bahwa Nasi,Roti,Apel,Kacang tanah
tersebut mengandung Amilum.
Larutan asam klorida atau yang
biasa kita kenal dengan larutan HCl dalam air, adalah cairan kimia yang sangat
korosif dan berbau menyengat. HCl termasuk bahan
kimia berbahaya atau B3. Di laboratorium, asam klorida
biasa digunakan untuk titrasi penentuan kadar basa dalam sebuah larutan.
Penambahan larutan HCl berfungsi sebagai pemberi
suasana asam pada larutan amilum. Pada larutan dengan penambahan HCl
menyebabkan terjadinya reaksi antara amilum dengan iodium. Reaksi ini membentuk
warna biru pada larutan.
Iodium
memberikan warna kompleks dengan polisakarida. Tepung memberikan warna biru
pada iodium, glikogen dan tepung yang sudah dihidrolisis sebagian
(eritrodekstrin) memberikan warna merah sampai coklat dengan iodium. Dari hasil
pengamatan kami bahwa Nasi,Roti,Apel,Kacang tanah berubah warna menjai ungu.
Yang artinya bahwa Nasi,Roti,Apel,Kacang tanah tersebut mengandung Amilum.
Pembahasan Kegiatan II
Protein adalah makromolekul yang paling berlimpah
didalam sel hidup dan merupakan 50% atau lebih berat kering sel. Protein
merupakan substansi organik sehingga mirip dengan bahan organik yang mengadung
unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Hampir semua protein juga mengandung
nitrogen. Klasifikasi protein didasarkan pada beberapa sifat yang menonjol dari
protein seperti kelarutan, bentuk, fungsi, sifat-sifat fisik, dan struktur 3
dimensi.
Di dalam tubuh, protein diserap dalam bentuk asam amino. Asam amino
dibedakan menjadi asam amino esensial dan asam amino nonesensial. Asam amino esensial adalah asam amino
yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, tetapi tidak dapat disintesis oleh tubuh.
Untuk itu, asam amino ini harus didatangkan dari luar tubuh malalui makanan.
Asam amino yang termasuk esensial antara lain arginin, histidin, isoleusin,
leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, dan valin. Sementara
itu, asam amino nonesensial
adalah asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh. Contohnya alanin,
asparagin, asam aspartat, sistein, sistin, asam glutamat, glutamin, glisin,
prolin, serin, dan tirosin.
Uji
protein bisa disebut sebagai uji biuret yang berarti suatu cara untuk
memberikan hasil yang jelas terhadap senyawa-senyawa yang dipercaya memiliki
ikatan peptida.
Uji
biuret digunakan sebagai cara untuk menentukan senyawa protein.
Makanan yang terserap dalam tubuh tentunya memiliki sejumlah protein
yang berasal dari unsur hewani dan nabati. Tes biuret adalah tes kimia yang digunakan untuk mendeteksi adanya
ikatan peptida. Dengan keberadaan peptida, tembaga (II) ion membentuk kompleks
berwarna ungu koordinasi dalam larutan alkali. Reaksi Biuret dapat
digunakan untuk uji konsentrasi protein karena ikatan peptida terjadi dengan
frekuensi yang sama setiap asam amino pada peptida. Intensitas warna, dan
karenanya penyerapan pada 540 nm, berbanding lurus dengan konsentrasi protein,
sesuai dengan hukum Beer-Lambert. Uji Biuret adalah uji umum untuk protein (ikatan peptida), tetapi tidak
dapat menunjukkan asam amino bebas. Zat yang akan diselidiki mula-mula ditetesi
larutan NaOH, kemudian ditetesi larutan tembaga(II)sulfat yang encer. Jika
terbentuk warna ungu berarti zat itu mengandung protein.
Kupri sulfat dalam suasana basa bereaksi
dengan senyawa yang mengandung dua ikatan peptide atau lebih memberikan senyawa
kompleks berwarna ungu. Keadaan warna ungu menunjukan jumlah ikatan peptide
dalam protein. Reaksi menunjukan hasil positif terhadap senyawa yang mengandung
dua gugus karbonil yang dihubungkan melalui satu atom N atau C. Hasil
pengamatan yang kami lakukan pada uji protein saat ditetesi dengan 2 tetes
larutan CuSO4 bahan makanan berubah menjadi warna biru tapi pada saat ditetesi
dengan 5 tetes larutan NaOH bahan makanan berubah warna menjadi warna ungu.
Pembahasan Kegiatan III
Lemak dan minyak atau secara kimiawi adalah
trigliserida merupakan bagian terbesar dari kelompok lipida. Trigliserida
merupakan bagian terbesar dari dari kelompok lipida. Lemak dan minyak dalam
bidang biologi dikenal sebagai salah satu bahan penyusun dinding sel dan
penyusun bahan-bahan biomolekul. Dalam bidang gizi, lemak dan minyak merupakan
sumber biokalori yang cukup tinggi nilai kalorinya yaitu sekitar 9 kilokalori
setiap gramnya. Juga merupakan sumber asam-asam lemak tak jenuh yang esensial yaitu
linoleat dan linolenat. Disamping itu lemak dan minya juga merupakan sumber alamiah vitamin-vitamin yang terlarut
dalam minyak yaitu vitamin A,D,E, dan K.
Berdasarkan
sumbernya, lemak dibedakan menjadi lemak nabati (dari tumbuhan) dan lemak
hewani (dari hewan). Contoh sumber lemak nabati, antara lain santan, minyak
kelapa, kacang tanah, dan buah avokad. Adapun contoh lemak hewani adalah
daging, telur, susu, mentega, gajih, dan keju.
Di dalam
tubuh, lemak diuraikan dan diserap dalam bentuk asam dan gliserol. Asam lemak
dibedakan menjadi asam lemak tak jenuh
dan asam lemak jenuh. Asam lemak
tak jenuh berbentuk cair dan umumnya berasal dari tumbuhan. Asam lemak jenuh
berbentuk padat dan terdapat pada otak, hati, serta daging.
Dalam teknologi makanan, lemak dan minyak memegang peran yang penting. Karena
minyak dan lemak memiliki titik didih yang tinggih sekitar 200oC
maka biasa dipergunakan untuk menggoreng makanan sehingga bahan yang digoreng
akan kehilangan sebagian besar air yang dikandung dan menjadi kering. Minyak dan lemak juga memberikan rasa gurih
spesifik minyak yang lain dari gurihnya protein. Juga minyak memberi aroma yang
spesifik. Secara umum, lemak diartikan sebagai trigliserida yang dalam kondisi
suhu ruang berada dalam keadaan padat. Sedangkan minyak adalah trigliserida
yang dalam kondisi suhu ruang berada dalam keadaan cair. Secara lebih tidak ada
batasan yang jelas untuk membedakan minyak dan lemak ini. Sebagai senyawa
hidrokarbon, lemak dan minyak atau lipida pada umumnya tidak larut dalam air akan
tetapi larut dalam bahan pelarut organik.
Untuk uji lemak, kita dapat menggunakan Kertas HVS
atau kertas biasa, kita dapat menggoreskan bahan makanan ke kertas, jika kertas
transparan, maka bahan makanan tersebut mengandung lemak. Lemak atau minyak dapat
membentuk noda translucent, sehingga kertas tulis yang tidak tembus pandang
menjadi semi transparan. Noda yang terbentuk biasanya semakin melebar setelah
disirami air dan keringkan.
hasil pengamatan kami bahwa kacang tanah dan minyak
kelapa yang mengandung lemak. Karena, bekas tetesan larutan kacang tanah dan
minyak kelapa setelah diamati pada kertas HVS, noda pada kertas HVS tersebut
menjadi transparant. Hal
ini disebabkan karena dalam kertas terkandung senyawa glukosa sehingga saat
bereaksi dengan lemak yang mengandung asam lemak dan gliserida akan menimbulkan
perubahan warna kertas menjadi transparan dari yang awalnya putih.
E. Kesimpulan
Pada
uji karbohidrat, larutan yang telah ditetesi oleh lugol maka larutan tersebut
akan berwarna ungu.
Pada tes uji biuret yaitu untuk mengetahui ada tidaknya
kandungan protein dalam makanan. Apabila bahan makanan yang diuji protein, pada
uji biuret akan terbentuk warna ungu.
Pada uji Lemak,
ketika larutan di teteskan pada kertas HVS dan larutan tersebut akan tembus
(transparan) maka, bahan makanan tersbut terbukti mengandung lemak.
F. Daftar
Pustaka
Kuchel, P. dan Ralston
G. B., 2006, Biokimia Schaum’s Easy Outlines, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Patong, A.R., dkk.,
2012, Biokimia Dasar, Lembah Harapan Press, Makassar.
Deman, M. John, 1997, Kimia
Makanan,
Institut
Teknologi Bandung , Bandung.
Deman, M. John, 1997, Kimia
Makanan,
Institut
Teknologi Bandung , Bandung.
Katili, A. S., 2009, Struktur
dan Fungsi Protein Kolagen (online), (http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JPI/article/view/587), Jurnal Penelitian,
Vol : 2 (5), Hal : 19-29, Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo.
PRAKTIKUM II
AKTIFITAS ENZIM KATALASE
TUJUAN
: Untuk membuktikan adanya enzim katalase
didalam sel hewan
khususnya sel hati.
A. Dasar
Teori
Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel tubuh
organisme. dalam sel enzim ini diproduksi oleh organel badam mikro peroksisok.
Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidogen Peroksida (H2O2),
merupakan senyawa racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses pencernaan
makanan.
Hidrogen peroksida dengan rumus kimia bila H2O2 ditemukan oleh Louis Jacquea Thenard pada tahuna 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh.
Senyawa peroksida harus segera di uraikan menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya. Enzim katalase mempercepat reaksi penguraian peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Penguraian peroksida (H2O) ditandai dengan timbulnyagelembung. Bentuk reaksi kimianya adalah:
Hidrogen peroksida dengan rumus kimia bila H2O2 ditemukan oleh Louis Jacquea Thenard pada tahuna 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh.
Senyawa peroksida harus segera di uraikan menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya. Enzim katalase mempercepat reaksi penguraian peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Penguraian peroksida (H2O) ditandai dengan timbulnyagelembung. Bentuk reaksi kimianya adalah:
2H2O2 2H2O
+ O2
Fungsi enzim sebagai katalis atau senyawa yang bisa
mempercepat terjadinya proses reaksi tanpa dirinya sendiri habis karena proses
reaksi. Zat penting ini untuk
melepaskan molekul uap air dalam tubuh, pelepasan unsur dan zat kimiawi
lainnya, melepaskan molekul-molekul, gugus amin serta banyak lagi. Semua itu
bertujuan untuk memperlancar proses pencernaan serta metabolisme pada tubuh.
Enzim bisa mengolah zat-zat baru yang masuk kedalam tubuh sehingga ada proses
lainnya yang berubah. Misal pada gula, dengan enzim maka rasa manis pun dapat
terasa. Enzim yang berfungsi sebagai penghancr makanan ketika sedang
mengunyahnya didalam mulut. Seluruh kinerja organ tubuh dibantu oleh adanya
enzim. Enzim
tertentu dapat bekerja secara optimal pada kondisi tertentu pula. Beberapa
faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah sebagai berikut :
- Suhu
Enzim
menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah. Protein akan mengental
atau mengalami koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas).
- Derajat keasaman (pH)
Enzim
menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat.
Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang
sedikit sempit (pH = ±7). Di luar pH optimal, kenaikan
atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat.
- Konsentrasi enzim, substrat, dan kofaktor
Jika pH dan suhu
suatu sistem enzim dalam keadaan konstan serta jumlah substrat berlebihan, maka
laju reaksi sebanding dengan jumlah enzim yang ada. Jika pH, suhu dan
konsentrasi enzim dalam keadaan konstan, maka reaksi awal hinga batas tertentu
sebanding dengan substrat yang ada. Jika enzim memerlukan suatu koenzim atau
ion kofaktor, maka konsentrasi substrat dapat menetukan laju reaksi.
- Inhibitor enzim
Kerja enzim
dapat dihambat, baik bersifat sementara maupun tetap oleh inhibitor berupa zat
kimia tertentu. Pada konsentrasi substrat yang rendah akan terlihat dampak
inhibitor terhadap laju reaksi.
B. Prosedur Kerja
1.
Menghancurkan
hati ayam dalam lumpang porselin sambil ditetesi aquadest
2.
Menyaring
campuran tersebut untuk memperoleh sari hati yang keruh.
3.
Melakukan hal
yang sama untuk hati sapi dengan jumlah aquadest yang sama.
4.
Mengisi 2 buah
tabung reaksi dengan H2O2 setinggi 2 cm.
5.
Meneteskan
tabung reaksi reksi pertama dengan sari hati ayam dan menghitung berapa tetes
yang diperlukan hingga timbul gelembung-gelembung udara diatas H2O2.
6.
Meneteskan pula
tabung reaksi kedua dengan sari hati sapi dan menghitung tetesan tersebut.
7.
Membandingkan
tetes kedua sari hati yang dipergunakan dalam percobaan ini.
NO
|
Jenis Organ
|
Jumlah Tetesan Jenis
Organ
|
Volume Gas
|
1
|
Hati Ayam
|
1
|
2,5
|
2
|
Hati Sapi
|
1
|
3,2
|
3
|
Otot Ayam
|
15
|
0,3
|
4
|
Otot Sapi
|
9
|
0,2
|
C.
Keterangan
:
Berdasarkan
Tabel hasil pengamatan, menunjukkan bahwa jenis organ hati sapi memiliki volume
gas yang tertinggi yakni 3,2 dibandingkan dengan organ hati ayam dengan volume
gas 2,5, meskipun keduanya menggunakan satu tetesan sari oragan saja. Sedangkan
jenis organ otot ayam dan otot sapi hanya memiliki volume gas terendah yakni
0,3 dan 0,2 meskipun keduanya menggunakan volume tetesan sari organ yang banyak.
D. Pembahasan
Fungsi enzim sebagai katalis atau
senyawa yang bisa mempercepat terjadinya proses reaksi tanpa dirinya sendiri
habis karena proses reaksi.
Zat penting ini untuk melepaskan molekul uap air dalam tubuh, pelepasan unsur
dan zat kimiawi lainnya, melepaskan molekul-molekul, gugus amin serta banyak
lagi. Semua itu bertujuan untuk memperlancar proses pencernaan serta
metabolisme pada tubuh. Enzim bisa mengolah zat-zat baru yang masuk kedalam
tubuh sehingga ada proses lainnya yang berubah. Misal pada gula, dengan enzim
maka rasa manis pun dapat terasa. Enzim yang berfungsi sebagai penghancr
makanan ketika sedang mengunyahnya didalam mulut. Seluruh kinerja organ tubuh
dibantu oleh adanya enzim.
Enzim
adalah senyawa yang dibentuk oleh sel tubuh organisme. dalam sel enzim ini
diproduksi oleh organel badam mikro peroksisok. Kegunaan enzim katalase adalah
menguraikan Hidogen Peroksida (H2O2), merupakan senyawa
racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses pencernaan makanan. Senyawa ini
merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat
racun dalam tubuh.
Senyawa
peroksida harus segera di uraikan menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak
berbahaya. Enzim katalase mempercepat reaksi penguraian peroksida (H2O2)
menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Penguraian peroksida (H2O) ditandai dengan
timbulnya gelembung.
konsentrasi
hydrogen peroksida seharusnya sangat berpengaruh terhadap ketinggian gelembung
oksigen. Karena semakin banyak konsentrasi suatu substrat (H2O2)
maka semakin cepat pula aktivitas enzim
yang bekerja.
Pengaruh konsentrasi substrat suatu enzim dapat diketahui langsung. Substrat yang digunakan berupa hydrogen peroksida (H2O2). Hidrogen peroksida alami merupakan produk sampingan yang tidak diinginkan dari metabolism aerob,misalnya pemecahan asam amino dan asam lemak. Hydrogen peroksida merupakan senyawa yang sangat reaktif dan dapat merusak sel. Oleh karenanya hydrogen peroksida dikumpulkan didalam peroksisom, kemudian didegradasi oleh katalase. Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidogen Peroksida (H2O2), merupakan senyawa racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses pencernaan makanan. Hidrogen peroksida dengan rumus kimia (H2O2) ditemukan oleh Louis Jacquea Thenard pada tahuna 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh.
Pengaruh konsentrasi substrat suatu enzim dapat diketahui langsung. Substrat yang digunakan berupa hydrogen peroksida (H2O2). Hidrogen peroksida alami merupakan produk sampingan yang tidak diinginkan dari metabolism aerob,misalnya pemecahan asam amino dan asam lemak. Hydrogen peroksida merupakan senyawa yang sangat reaktif dan dapat merusak sel. Oleh karenanya hydrogen peroksida dikumpulkan didalam peroksisom, kemudian didegradasi oleh katalase. Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidogen Peroksida (H2O2), merupakan senyawa racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses pencernaan makanan. Hidrogen peroksida dengan rumus kimia (H2O2) ditemukan oleh Louis Jacquea Thenard pada tahuna 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh.
Bentuk reaksi kimianya
adalah: 2H2O2 --> 2H2O + O2
Senyawa
H2O2 yang ada dalam tubuh sangat berbahaya. Maka enzim
katalase menguraikan H2O2 menjadi H2O dan gas O2 yang
tidak berbahaya bagi tubuh. Ada tidaknya gelembung merupakan indikator adanya
air dalam wujud uap. Sedangkan menyala atau tidaknya bara merupakan indikator
adanya gas oksigen dalam tabung tersebut. Enzim katalase yang dihasilkan
peroksisom pada hati akan mengalami denaturasi (kerusakan) pada suhu yang
tinggi ataupun pada suasana asam dan basa. Enzim katalase bekerja secara
optimal pada suhu kamar (±30 0C) dan suasana netral. Hal ini dapat
dilihat pada suasana asam, basa, dan suhu tinggi, laju reaksi menjadi sangat
lambat. Bahkan terhenti sama sekali. Indikasinya adalah sedikitnya gelembung
yang dihasilkan dan bara api tidak menyala. Sedangkan pada suhu normal dan pH
netral, reaksi berjalan dengan lancar.
Dari
hasil percobaan enzim katalse yang menggunakan hati sapi dan ayam, ternyata
setelah ditambah H2O2 terjadi perubahan yatu masing
masing tabung yang sudah ditetesi sari hati ayam dan sapi tersebut menghasilkan
gelembung yang paling banyak karena di dalam hati terdapat enzim katalase yang
berfungsi menetralkan racun hanya dapat bekerja pada ph normal juga suhu yang
masih dalam batas toleransi enzim. Dan enzim katalase telah menguraikan H2O2
menjadi air dan oksigen.
E. Kesimpulan
Kegunaan
enzim katalase adalah menguraikan Hidogen Peroksida (H2O2),
merupakan senyawa racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses pencernaan
makanan.
Senyawa H2O2
yang ada dalam tubuh sangat berbahaya. Maka enzim katalase menguraikan H2O2
menjadi H2O dan gas O2 yang tidak berbahaya bagi tubuh.
F.
Jawaban Pertanyaan
1.
Mengapa H2O2 dipakai sebagai
bahan percobaan untuk mengamati kerja enzim katalase ?
2.
Gelembung gas apakah yang terjadi ?
3.
Apa yang terjadi bila dalam jaringan tubuh banyak
tertimbun H2O2? Dan merupakan proses hasil apa?
4.
Bagaimanakah usaha untuk menetralkan H2O2
dalam tubuh ?
5.
Mengapa kita menggunakan hati dalam percobaan
aktivitas enzim katalase dan apakah organ lain juga dapat kita gunakan ?
JAWAB
1.
H2O2 dipakai sebagai bahan
percobaan untuk mengamati kerja enzim katalase karena enzim katalase bersifat
spesifik terhadap H2O2 .
2.
Gelembung gas yang terjadi adalah Oksigen (O2).
3.
Bila dalam jaringan tubuh banyak tertimbun H2O2
dapat menimbulkan kerusakan hati . Itu merupakan hasil metabolisme sekunder di
dalam tubuh.
4.
Usaha untuk menetralkan H2O2
dalam tubuh yaitu dengan bantuan enzim katalase.
5.
Kita menggunakan hati dalam percobaan aktivitas enzim
katalase karena enzim katalase banyak terdapat dalam hati .
G. Daftar
Pustaka
Patong, A.R., dkk.,
2012, Biokimia Dasar, Lembah
Harapan Press, Makassar.
Deman, M. John, 1997, Kimia Makanan, Institut
Teknologi Bandung , Bandung.
Priadi, Arif. 2009. Biologi
Universitas. Bogor: Yudhistira.
Poedjiana, Anna. 2005.
Dasar-dasar Biokimia. Jakarta :UI – press
Penuntun praktikum BIOKIMIA
Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2013
PRAKTIKUM III
PENGARUH ENZIM AMILASE SALIVA
TERHADAP AMILUM
A. Dasar
Teori
Amilase /
æmɪleɪz / adalah enzim yang mengkatalisis pemecahan pati menjadi gula. Amilase
hadir dalam air liur manusia, di mana ia memulai proses kimia pencernaan.
Makanan yang mengandung banyak pati tetapi sedikit gula, seperti beras dan
kentang, rasa sedikit manis karena mereka dikunyah karena amilase ternyata
sebagian pati mereka menjadi gula di dalam mulut. Pankreas juga membuat amilase
(alpha amilase) untuk menghidrolisis pati makanan menjadi disakarida dan
trisaccharides yang diubah oleh enzim lain untuk glukosa untuk memasok tubuh
dengan energi. Tanaman dan beberapa bakteri juga memproduksi amilase. Sebagai
diastase, amilase adalah enzim pertama yang ditemukan dan diisolasi (oleh
Anselme Payen tahun 1833) protein amilase khusus yang ditunjuk oleh huruf
Yunani yang berbeda.. Semua amilase adalah hidrolisis glikosida dan bertindak
atas α-1,4-glikosidik obligasi.
Amilase
menemukan digunakan dalam breadmaking dan untuk memecah gula kompleks, seperti
pati (ditemukan dalam tepung), menjadi gula sederhana. Ragi kemudian feed pada
gula sederhana ini dan mengubahnya menjadi produk limbah alkohol dan CO2. Ini
menanamkan rasa dan menyebabkan roti meningkat. Sementara amilase yang ditemukan
secara alami dalam sel ragi, dibutuhkan waktu untuk ragi untuk menghasilkan
cukup enzim ini untuk memecah jumlah yang signifikan pati dalam roti. Ini
adalah alasan untuk adonan fermentasi panjang seperti adonan asam. Teknik
breadmaking modern telah menyertakan amilase (sering dalam bentuk barley malt)
menjadi roti perbaiki, sehingga membuat proses lebih cepat dan lebih praktis
untuk penggunaan komersial.
Dalam
biologi molekuler, kehadiran amilase dapat berfungsi sebagai metode tambahan
memilih untuk keberhasilan integrasi dari konstruk reporter selain resistensi
antibiotik. Sebagai gen reporter yang diapit oleh daerah homolog dari gen
struktural untuk amilase, integrasi yang sukses akan mengganggu gen amilase dan
mencegah degradasi pati, yang mudah dideteksi melalui yodium pewarnaan.
B. Prosedur Kerja
I.
Pengumpulan
saliva
1.
Membersihkan
mulut dari sisa-sisa makanan dan untuk menghilangkan asam dengan berkumur.
2.
Mengisi kembali
mulut sampai penuh dengan aquades, kemudian berkumur kembali dan
memutar-mutarkan lidah selama 5 menit kemudian tampung sejumlah 10-15 ml.
II. Percobaan pengaruh amilase terhadap amilum.
1. 10-15 ml larutan amilum 5 % menambah sedikit larutan
buffer pH 6,7 dan sedikit larutan NaCl 1% kemudian mendidihkan.
2. Memasukan kedalam tabung reaksi 10 ml larutan amilum
diatas (butir 1) kemudian menambahkan
10 ml saliva (2 butir) dan mencampurkannya.
3. Mengambil 10 tabung reaksi dan beri nomor 1-10, ke
dalamnya memasukan masing-masing 1 ml larutan campuran, amilum-saliva (butir
2).
4. Pada tabung no 1. Menambahkan 1-2 tetes larutan iodium
dan mencatat warnanya.
5. Mulai meneteskan larutan iodium kepada setiap tabung
yang ada interval waktu 30 detik dan mencatat warnanya pada tabel.
6. Mencatat waktu yang dicapai saat tidak terjadi
perubahan warna (achromatic point)
7. Menggambil dua buah tabung reaksi (dari hasil diatas)
dan kepadanya melakukan tes benedict dan tes barfoed. Mencatat hasilnya.
C.
Hasil Pengamatan
NO
|
WAKTU (MENIT)
|
WARNA
|
1
|
0
|
Ungu
|
2
|
2
|
Ungu Tua
|
3
|
4
|
Ungu Tua
|
4
|
6
|
Ungu
|
5
|
8
|
Ungu
|
6
|
10
|
Ungu
|
7
|
12
|
Ungu Muda
|
8
|
14
|
Bening
|
Keterangan
:
pada
waktu 0 menit warna yang dihasilkan yaitu ungu karena pada waktu 0 menit
tersebut masih pengujian amilum apakah amilumnya berubah warna atau tidak.
Masuk menit ke 2 mulai ditetesi dengan satu tetes campuran saliva dan amilum
(yang telah di tambahkan larutan NaCl) dengan satu tetes larutan iodium
(lugol), ternayata hasilnya berubah warna menjadi ungu tua. Di lanjutkan lagi
pada menit ke 4 dengan menetesi dengan satu tetes campuran saliva dan amilum
(yang telah di tambahkan larutan NaCl) dengan satu tetes larutan iodium (lugol)
dan seterusnya. Sampai larutan tersebut berubah warna menjadi bening kembali.
Pada menit ke 14 ternyata warnanya menjadi bening pertanda larutan tersebut
sudah berubah menjadi maltosa.
D. Pembahasan
Percobaan enzim
amilum ini adalah suatu bentuk analisis yang ditujukan untuk mengetahui
aktivitas enzim, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim. amilase
adalah sebuah enzim yang berfungsi untuk memecahkan ikatan glikosidik yang
dimiliki oleh poliskarida, ikatan glikosidik yaitu ikatan khas yang terdapat
pada karbohidrat (monosakarida, disakarida , dan polisakarida), dengan
perombakan oleh amilase suatu bentuk polisakarida dapat dirubah menjadi bentuk
intermedietnya yaitu disakarida.Amilase dapat dihasilkan di beberapa kelenjar
eksokrin didalam tubuh, diantranya pankeras, dll.
Enzim adalah protein spesifik yang berfungsi sebagai biokatalisator (mempercepat proses hidrolisis),
tidak ikut serta dalam proses reaksi dan diperoleh kembali pada akhir reaksi
(sifat dan jumlah tidak berubah).
Kerja enzim sangat spesifik, artinya satu macam enzim akan bekerja
memecahkan substrat tertentu. Enzim ini tidak dapat bekerja untuk substrat
lain, seperti misalnya enzim lipase hanya dapat memecahkan lemak saja. Enzim
pencernaan yang terdapat di dalam berbagai getah pencernaan terdiri dari 3
kelompok yaitu amilase, lipase, dan
protease yang masing-masing untuk mencerna zat makanan yang berupa
karbohidarat, lemak, dan protein. Di dalam mulut, zat tepung (amilum) dicerna
oleh amilase saliva. Enzim ini dihasilkan oleh kelenjar saliva dan mengubah zat tepung
menjadi maltosa. Fungsi atau produk katalitik enzim ini adalah hidlrolisis
ikatan 1 : 4 menghasilkan
dekstrin-limit, maltosa dan maltotriosa. Sekitar 1500 ml air liur disekresi per
hari.PH saliva saat saat kelenjar istirahat sedikit lebih rendah dari 7,0,
tetapi saat sekresi aktif, PH nya mencapai 8,0.
Fungsi utama dari enzim amilase untuk memecah pati,
yang menghasilkan gula sederhana seperti fruktosa, maltosa, glukosa dan
dekstrin. Fungsi amilase terjadi dalam tubuh manusia, tetapi juga dimasukkan
untuk digunakan dalam makanan dan minuman pengolahan dan industri lainnya.
Enzim ini hadir dalam air liur, dan mulut, fungsi amilase adalah untuk bertindak
sebagai katalis untuk pencernaan. Lidah dapat mendeteksi gula menghasilkan
amilase, yang merupakan alasan mengapa pati rasa sedikit manis ketika orang
mengunyah. Pankreas juga membuat amilase yang bergerak melalui kedua pankreas
dan saluran empedu umum ke duodenum. Ada, fungsi utama dari amilase
melanjutkan, dengan enzim pemecahan karbohidrat kompleks. Untuk tingkat yang
jauh lebih rendah, amilase juga hadir di saluran tuba.
Saliva mengandung amilase yang mampu mengubah tepung (amilum) menjadi
maltosa. PH optimum enzim iniadalah 6,7 dan untuk bekerjanya memerlukan ion
chlorida. Maltosa merupakan disakarida yang memiliki sifat-sifat reduksi,
tetapi tidak memberikan warna dengan iodium.
Didalam mulut terdapat 3 kelenjar ludah, yaitu
kelenjar parotis, kelenjar submandibularis, dan kelenjar sublingualis. Ketiga
kelenjar tersebut menghasilkan saliva yang mengandung enzim amilase. Saat
amilum bereaksi dengan enzim amilase, maka enzim tersebut akan memecah amilum
menjadi maltosa. Dan untuk melihat adanya monosakarida dan gula reduksi maka
dalam percobaan ini digunakan uji amilum. Apabila positif maka larutan akan
berubah warna menjadi ungu atau biru.
E. Kesimpulan
Warna biru yang terbentuk pada tetesan dapat terjadi
karena reaksi antara larutan iodium dengan amilum yang tidak terhidrolisis
menjadi maltosa sebaliknya jika tetesan tidak berubah
warna lagi atau menjadi jernih maka reaksi antara larutan iodium dengan amilum yang telah
terhidrolisis menjadi
maltosa.
F.
Jawaban Pertanyaan
1.
Apa yang dimaksud dengan titik achromatic (achromatic
point) ?
2.
Senyawa apakah yang ditunjukan oleh titik achromatic
pada percobaan diaas ?
3.
Tuliskan struktur senyawa tersebut dan reaksi yang
terjadi pada reaksi-reaksi tes benedict dan tes barfoed ?
JAWAB
1.
Titik achromatic adalah Titik saat campuran tidak memberi warna lagi (jernih).
2.
Senyawa Maltosa
3.
Struktur senyawa maltosa
PRAKTIKUM IV
PEMERIKSAAN URINE
A. Dasar
Teori
1.
Albumin dalam
urin
Sistem
urine tersusun atas ginjal, ureter, vesica urinearia, dan urethra. Berfungsi
membantu terciptanya homeostasis dan pengeluaran sisa-sisa metabolisme. Ginjal
selain berfungsi sebagai alat ekskresi juga berperan menghasilkan hormon
seperti: renin-angiotensin, erythropoetin, dan mengubah provitamin D
menjadi bentuk aktif (vit.D).
Ginjal dapat dibedakan menjadi bagian
korteks yakni lapisan sebelah luar warnanya coklat agak terang dan medulla
yaitu lapisan sebelah dalam warnanya agak gelap. Pada korteks renalis banyak
dijumpai corpusculum renalis Malphigi, capsula Bowmani yang terpulas
gelap, sedangkan pada medulla banyak dijumpai loop of Henle.
Urine dibentuk melalui 3 proses, yaitu
filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi. Unit anatomi yang melakukan fungsi ini
adalah nefron. Tiap-tiap ginjal memiliki sekitar 1 juta nefron.
Albumin merupakan protein utama dalam
plasma manusia ( kurang lebih 4,5 g/dl), berbentuk elips dengan panjang 150 A,
mempunyai berat molekul yang bervariasitergantung jenis spesies. Berat molekul
albumin plasma manusia 69.000, albumin telur 44.000 dan didalam daging mamalia
63.
Albumin mencakup semua protein yang
larut dalam air bebas dan amonium sulfat 2,03 mol/L. Albumin merupakan protein
sederhana. Struktur globular yang tersusun dari ikatan polipeptida tunggal
dengan susunan asam amino sebagaimana ditunjukkan pada labu 6. Berdasarkan
klasifikasi protein menurut komposisinya di dalam albumin tidak tergantung
komponen bukan protein
2.
Chlorida dalam
urin
Urine
atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh
ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urineasi.
Pengeluaran urine diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah
yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.
Hal-hal yang Mempengaruhi Produksi Urine
Hormon
anti diuretik (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior akan mempengaruhi penyerapan air
pada bagian tubulus distal karma meningkatkan permeabilitias sel terhadap air.
Jika hormon ADH rendah maka penyerapan air berkurang sehingga urine menjadi
banyak dan encer. Sebaliknya, jika hormon ADH banyak, penyerapan air banyak
sehingga urine sedikit dan pekat. Kehilangan kemampuan mensekresi ADH
menyebabkan penyakti diabetes insipidus. Penderitanya akan menghasilkan urine
yang sangat encer.
Chlorida adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan satu elektron untuk
membentuk suatu anion (ion
bermuatan negatif) Cl−.
Garam dari asam chlorida HCl mengandung ion chlorida; contohnya
adalah garam meja, yang adalah natrium chlorida dengan formula kimia NaCl. Dalam
air, senyawa ini terpecah menjadi ion Na+ dan Cl−.
Chlorida
merupakan elektrolit bermuatan negatif, banyak terdapat pada cairan
ekstraseluler (di luar sel), tidak berada dalam serum, berperan penting dalam
keseimbangan cairan tubuh, keseimbangan asam-basa dalam tubuh. Chlorida
sebagian besar terikat dengan natrium membentuk NaCI (natrium chlorida).
3. Amonia dalam
urin
Sistem
ekskresi sangat berperan penting untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh
(homeostatis) dengan cara osmoregulasi. Osmoregulasi, yaitu mekanime untuk
mengatur konsentrasi bahan terlarut dalam cairan sel atau cairan tubuh.
Amonia merupakan senyawa yang ada di
dalam urin, yang bersifat basa dan bila terkena sinar atau panas akan
menimbulkan bau menyengat. Bau amonia tersebut berasal dari peruraian urea
sebagai komponen bahan organik terbanyak dalam urin oleh jasad renik menjadi
energi dan gas NH3.
Amonia tidak memiliki muatan,
sehingga dapat berdifusi melalui membran
ke dalam urin di dalam ginjal. Amonia akan mengikat proton dari urin yang asam
dan menjadi ion-ion amonium. Pengeluaran amonia dapat terbatas pada situasi
metabolisme tertentu atau meningkat kuat dan ditentukan oleh pH plasma. pH
plasma pada keadaan normal berada pada pH 7.4, bila terjadi pergeseran pH ke
arah asam akan dikeluarkan proton-proton dan amonia dalam jumlah yang lebih
banyak. Biasanya senyawa ini didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut
bau amonia). Walaupun amonia memiliki
sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri adalah senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan.
4.
Urea dalam urine
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui proses urinasi. Eksreksi
urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan
tubuh. Dalam mempertahankan homeostasis tubuh peranan urin sangat penting,
karena sebagian pembuangan cairan oleh tubuh adalah melalui sekresi urin.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa
sisa metabolisme (seperti urea), garam
terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari
darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang
proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh. Cairan yang tersisa
mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau
berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di
dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Diabetes adalah
suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita
diabetes akan mengandung gula yang tidak
akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
Urea merupakan zat diuretik higroskopik dengan
menyerap air dari plasma darah menjadi
urin. Kadar urea dalam darah manusia disebut BUN (bahasa Inggris: Blood
Urea Nitrogen). Peningkatan nilai BUN terjadi pada simtoma uremia dalam kondisi gagal ginjal akut dan
kronis atau kondisi gagal jantung dengan konsekuensi tekanan darah menjadi
rendah dan penurunan laju filtrasi pada ginjal. Pada kasus yang lebih buruk, hemodialisis ditempuh
untuk menghilangkan larutan urea dan produk akhir metabolisme dari dalam
darah.
B.
Prosedur Kerja
· Kegiatan I : Albumin dalam urin
1.
Memasukan 3 ml asam nitrat pekat kedalam
tabung reaksi
2.
Memiringkan tabung reaksi tersebut
kemudian menetesi urine dengan mempergunakan pipet secara perlahan-lahan hingga
urine turun melalui sepanjang tabung.
3.
Bila urine mengandung albumin akan
terlihat adanya cincin berwarna putih yang terdapat pada daerah kontak urine
dan asam nitrat.
·
Kegiatan
II : Chlorida dalam urine
1.
Memasukan 5 ml
urine ke dalam tabung reaksi kemudian menetesi dengan larutan AgNO3.
2.
Mengamati perubahan
yang terjadi, endapan putih menunjukan adanya chlorida radikal.
·
Kegiatan
III : Amonia dalam uine
1. Memasukan
1 ml urine kedalam tabung reaksi.
2. Memanaskan
dengan lampu spiritus.
3. Mencium
bagaimana baunya.
·
Kegiatan
IV : Urea dalam urine
1.
Memasukan 1 ml urine kedalam tabung
reaksi.
2.
Memanaskan dengan lampu spiritus.
3. Mencium
bagaimana baunya.
C.
Hasil Pengamatan
a.
Kegiatan
I : Albumin dalam urin
NO
|
NAMA TESTER
|
HASIL REAKSI
|
1
|
Ginjal
|
ada
albumin (+)
|
2
|
Sesya
|
Tidak
ada albumin (-)
|
3
|
Sri
|
Tidak
ada albumin (-)
|
4
|
Iin
|
Tidak
ada albumin (-)
|
5
|
Aisyah
|
Tidak
ada albumin (-)
|
6
|
Dea
|
Tidak ada albumin (-)
|
b.
Kegiaan
II: Chlorida dalam urine
NO
|
NAMA TESTER
|
HASIL REAKSI
|
|
1
|
Ginjal
|
Terdapat
endapan putih (+)
|
|
2
|
Sesya
|
Terdapat
endapan putih (+)
|
|
3
|
Sri
|
Terdapat
endapan putih (+)
|
|
4
|
Iin
|
Tidak
ada endapan putih (-)
|
|
5
|
Aisyah
|
Terdapat
endapan putih (+)
|
|
6
|
Dea
|
Terdapat endapan putih (+)
|
|
c.
Kegiatan
III: Amonia dalam uine
NO
|
NAMA TESTER
|
REAKSI
YANG TERJADI
|
1
|
Ginjal
|
++++
|
2
|
Sesya
|
+++
|
3
|
Sri
|
+
|
4
|
Iin
|
++++
|
5
|
Aisyah
|
+++
|
6
|
Dea
|
+
|
d.
Kegiatan
IV : Urea dalam urine
NO
|
NAMA TESTER
|
REAKSI
YANG TERJADI
|
1
|
Ginjal
|
Berbentuk
retakan-retakan seperti daun padi
|
2
|
Sesya
|
Berbentuk
kristal
|
3
|
Sri
|
Berbentuk
retakan-retakan seperti daun padi
|
4
|
Iin
|
Berbentuk
kristal
|
5
|
Aisyah
|
Berbentuk retakan-retakan
seperti daun padi
|
6
|
Dea
|
Berbentuk
retakan-retakan seperti daun padi
|
D. Pembahasan
Pembahasan kegitan I
Pembahasan Kegiatan II
Pembahasan Kegiatan III
E. Kesimpulan
Pada
percobaan kegiatan pertama kita mendapat kesimpulan bahwa jika pada urine
terdapat cincin putih itu berarti urin tersebut terdapat albumin.
Pada
percobaan kegiatan dua,jika urin terdapat endapan putih itu bertanda bahwa urin
tersebut mengandung chlorida radikal.
Kemudian
pada percobaan kegiatan tiga,jika urin berbau sangat menyengat itu berarti urin
tersebut mengandung banyak amonia.
Dan
percobaan kegiatan keempat kita mendapatkan pada urin terdapat kristal-kristal
urea oksalat.
F. Jawaban
pertanyaan
Kegiatan
I
1. Jelaskan
bagaimana albumin bisa masuk ke dalam urin !
2. Apakah
hubungannya antara kadar albumin yang tinggi dalam urin dengan kesehatan yang
bersangkutan ? jelaskan !
Jawab
1. Albumin
dapat masuk ke dalam urine apabila ginjal tidak dapat bekerja dengan baik
akibat dari kerusakan pada membran kapsul endothelium, yang menyebabkan
terganggunya proses filtrasi.
2. Albumin
merupakan molekul yang mempunyai berat molekul yang besar. Apabila dalam urine
seseorang terdapat albumin, maka hal tersebut menunjukkan indikasi adanya
kerusakan pada membran kapsul endhotellium. Selain itu, hal tersebut dapat
disebabkan oleh iritasi sel ginjal dikarenakan masuknya substansi seperti
bakteri, eter, atau logam berat.
Kegiatan
II
1. Chlorida
yang terdapat dalam urine berasal dari apa? Jelaskan!
2. Apakah
chlorida selalu terdapat dalam urine? Jelaskan!
3. Tuliskan
reaksi kimia yang terjadi pada percobaan tersebut diatas bila uji tersebut
positif !
Jawab
1. Chlorida
yang terdapat dalam urine berasal dari garam-garam yang masuk ke dalam tubuh
melalui makanan misalnya NaCl yang kemudian dalam cairan tubuh akan terurai
menjadi ion-ion, oleh karena itu chlorida terdapat dalam urine.
2. Ya, harus.
Suatu urine apabila tidak mengandung chlorin, maka urine tersebut termasuk
urine yang tidak normal. Chlorida harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Karena
chlorida bersifat racun apabila dipendam dalam tubuh. Chlorida dikeluarkan
bersama urine yang berionisasi dengan Na+.
3.
NaCl → Na+ + Cl-
AgNO3 + NaCl → AgCl + NaNO3
AgNO3 + NaCl → AgCl + NaNO3
Kegiatan III
1. Berdasar
dari apa amonia dalam urine tersebut?
2. Enzim apa
yang bekerja?
Jawab
1.
Amonia adalah hasil deaminasi asam amino yang terjadi
terutama di dalam hati dan ginjal. Deaminasi
adalah suatu reaksi kimiawi pada metabolisme yang
melepaskan gugus amina dari molekul senyawa asam amino. Gugus
amina yang terlepas akan terkonversi menjadi amonia.
2. Enzim yang
bekerja yaitu enzim Glutaminase mengubah glutamin menjadi asam glutamat.
Kegiatan IV
1. Jelaskan
bagaimana terbentuknya urea dalam tubuh?
2. Bagaimana
mekanisme pengeluaran urea dalam tubuh?
Jawab
1. Urea
diperoleh dari hasil reaksi antara gas CO2 dan ammonia dengan
menghasilkan reaksi ini terjadi ammonium karbonat,kemudian dehidrasi ammonium
karbonat menghasilkan urea.
Kalau kita tulis persamaan reaksi kimia
adalah:
2NH3 + CO2 à NH2COONH4 (ammonium
cabonat)
NH2COONH4 à H2O + NNH2CONH2
(urea)
Reaksi antara CO2 dan
ammonia menjadi urea berlangsung secara revesibel,yang sangat dipengaruhi oleh
tekanan temperatur,komposisi reactor dan waktu reaksi yang berlangsung.
2. Urea hasil
metabolisme protein dibawah oleh darah.dearah difiltrasi oleh ginjal sehingga
zat yang tidak dipakai lagi,salah satunya NH3 akan terpisah dari
darah dan keluar bersama urine.
terimakasih sangat membantu
BalasHapus