SKENARIO
1
Seorang
perempuan usia 16 tahun datang ke poliklinik THT dengan keluhan sakit pada
telingan bagian kiri yang disertai dengan keluarnya cairan dan darah. Klien
mengatakan pendengarannya berkurang. Dari hasil pemeriksaan fiisik ditemukan tanda-tanda
vital : TD : 120/80, S : 38OC, N : 82x/menit, RR : 20x/menit. Dengan
otDoskop tube eustachius tampak bengkak, merah dan suram.
1. KLARIFIKASI
ISTILAH-ISTILAH PENTING
· TD
: Tekanan darah ( normalnya 120/80 )
· S
: Suhu tubuh ( normalnya 36,5-37,5oC)
· N
: Nadi ( normalnya 60-100 x/menit )
· RR
: Respirasi ( normalnya 16-24 x/menit)
· Otoskop
: perangkat medis yang digunakan untuk melihat kedalam telinga yang berfungsi
untuk melihat telinga luar dan telinga tengah yang terinfeksi
· Tube
eustachius : sebuah saluran yang berhulu dari telinga tengah hingga pangkal
tenggorok yang terletak dibelakang hidung. Fungsinya menyeimbangkan tekanan
udara di telinga tengah dan tekanan udara luar dengan membuka dan membiarkan
udara masuk kebagian telinga tengah.
2. KATA/PROBLEM
KUNCI
· Sakit
pada telingan bagian kiri yang disertai dengan keluarnya cairan dan darah
· Klien
mengatakan pendengarannya berkurang
· S
: 38OC
· Tube
eustachius tampak bengkak, merah, dan suram
Tabel Ceklis
NO
|
MANIFESTASI
|
OMA
|
OTITIS EKTERNA
|
MASTOIDITIS
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Sakit pada telinga
Keluar cairan di telinga
Keluar darah di telinga
Kurang pendengaran
Hipertemi
Tube uestachius tampak :
· Bengkak
· Merah
· suram
|
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
|
ü
ü
-
ü
ü
ü
ü
ü
|
ü
ü
-
ü
ü
ü
ü
ü
|
PENJELASAN
·
Mengapa pada otitis ekterna dan
mastoididtis tidak keluar darah dari telinga ?
J = karena pada otitis
ekterna manifestasinya hanya Terdapat
secret yang berbau tidak sampai mengeluarkan darah sedangkan mastoiditis
merupakan peradangan pada tulang mastoid dimana manifestasinya keluarnya cairan baik bening maupun
berupa lender.
4. PERTANYAAN
– PERTANYAAN PENTING
1)
Bagaimana mekanisme keluarnya cairan dan
darah yang disertai dengan nyeri pada telinga ?
2) Bagaimana
mekanisme terjadinya bengkak dan kemerahan pada kasus tersebut ?
3)
Apakah keluhan klien menunjukkan bahwa
ia mengidap OMA ?
4)
Apa saja pemeriksaan utama yang
menunjang diagnnosa OMA ?
5)
Apa saja intervensi mandiri yang
dilakukan untuk diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut dimana nyeri akut
berhubungan dengan sakit pada telinga kiri yang dirasakan oleh klien pada kasus
tersebut ?
5. JAWABAN
PERTANYAAN
1) Saat
bakteri
masuk melalui saluran Eustachius yakni saluran yang menghubungkan telinga tengah
dengan rongga hidung belakang, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut
sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangny
asel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri
dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam
telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan
lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga.
Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang
telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ
pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran
yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikanhalus). Namun cairan yang lebih
banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan
normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. Dan yang paling berat,
cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga karena
tekanannya sehingga keluar cairan yang mengandung darah.
2) Bengkak
yang di barengi oleh demam dan kulit kemerahan di sekitar luar telinga bisa menjadi
indikasi infeksi serius. Pembengkakan telinga terjadinya dimana tube eustachian
di bagian tengah telinga terhalang cairan dan terinfeksi. Tube ini mehubungkan telinga
dengan tenggorokan dan mengijinkan pengeringan cairan dari telinga bagian tengah.
Jika cairan menjadi banyak menyebabkan telinga bagian tengah terinfeksi oleh bakteri
atau virus yang menyebabkan bengkak dan sakit.
3) Bengkak
yang di barengi oleh demam dan kulit kemerahan di sekitar luar telinga bisa menjadi
indikasi infeksi serius. Pembengkakan telinga terjadinya dimana tube eustachian
di bagian tengah telinga terhalang cairan dan terinfeksi. Tube ini mehubungkan telinga
dengan tenggorokan dan mengijinkan pengeringan cairan dari telinga bagian tengah.
Jika cairan menjadi banyak menyebabkan telinga bagian tengah terinfeksi oleh bakteri
atau virus yang menyebabkan bengkak dan sakit.
4) Yakni
Pemeriksaan dengan otoskopi untuk melihat membran timpani:
Pada stadium oklusi
tuba Eustachius terdapat gambaran retraksi membran timpani, warna membran
timpani suram dengan reflex cahaya tidak terlihat.
Pada stadium
hiperemismembran timpani tampak hiperemis serta edema.
Pada stadium supurasi membran
timpani menonjol kearah luar (bulging) berwarna kekuningan.
Pada stadium perforasi terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar
mengalir dari telinga tengah keliang telinga luar.
Pada stadium resolusi bila membran timpani
tetap utuh, maka perlahan-lahan akan normal kembali. Bila telah terjadi perforasi,
maka sekret akan berkurang dan mengering.
5)
Berikan
tehnik relaksasi dan distraksi. Untuk menghilangkan atau
mengurangi rasa nyeri yang dirasakan.
Serta mengajarkan
posisi semi fowler untuk meningkatkan tingkat kenyamanan pasien.
6. TUJUAN
PEMBELAJARAN SELANJUTNYA
7. INFORMASI
TAMBAHAN
8. KLARIFIKASI
INFORMASI
9. ANALISA
DAN SINTESIS INFORMASI
10. LAPORAN
DISKUSI : Terlampi
BAB
II
KONSEP
MEDIS
A. Definisi
OMA adalah infeksi telinga tengah oleh
bakteri atau virus, dapat terjadi pada semua usia, tetapi paling sering
ditemukan pada anak-anak terutama pada usia 3 bulan s/d 3 tahun (Nanda
internasional,. 2012-2014)
Otitis
media akut (OMA) biasanya terjadi karena factor pertahanan tubuh ini terganggu.
Sumbatan tuba Eustachius merupakan factor penyebab utama dari otitis media.
Karena fungsi tuba Eustachius terganggu, pencegahan invasi kuman ke telinga
tengah juga terganggu, sehingga kuman masuk ke dalam telinga tengah dan terjadi
peradangan. (Nanda internasional,2012-2014)
Penyebab Otitis
Media Akut aktif (OMA) dapat merupakan vius maupun bakteri. Virus atau bakteri
dari tenggorokan (penderita infeksi saluran pernapasan atas) dapat sampai ke
telinga tengah melalui tuba eustachius / kadang melalui aliran darah.
Bakteri penyebab OMA adalah bakteri piogenik seperti :
- streptococcus,
- hemolytitus,
- staphylocottus
aureus,
- pneumokous,
- influenza,
- etolr,
- s.anhemolytyticus,
- p.vulgaris, dan
- p.aeroginosa,
- mora xella cattan
halis
C. Manifestasi
Gejala klinis
OMA tergantung pada stadium penyakit dan umur pasien. Biasanya gejala awal
berupa sakit telinga tengah yang berat dan menetap. Biasa tergantung gangguan
pendengaran yang bersifat sementara. (robbins &
cotran, 2008)
Ø Tanda dan gejala secara umum :
-
Gendang telinga
mengalami peradangan yang menonjol
-
Keluar cairan
yang awalnya mengandung darah lalu berubah menjadi jernih dan akhirnya berupa
nanah (jika gendang telinga robek)
Ø Pada anak kecil dan bayi :
-
Mual - Muntah
-
Diare -
Demam
-
Gelisah -
Susah tidur
-
Kejang -
Memegang telinga yang sakit
D.
Patofisiologis
E. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan
Medis (Farmakologi)
Antibiotik dapat digunakan untuk otitis
media akut. Pilihan pertama adalah Amoksisilin ; pilihan kedua – digunakan bila
diperkirakan organismenya resisten terhadap amoksisilin – adalah amoksisilin
dengan klavulanat (Augmentin ; sefalosporin generasi kedua), atau trimetoprin
sulfametoksazol. Pada klien yang alergi penisilin, dapat diberikan eritronmisin
dan sulfonamide atau trimetoprim – sulfa. Penanganan
OMA selayaknya disertai penghilang nyeri (analgesia).
2. Penatalaksanaan
Keperawatan
a)
Istrahat yang cukup untuk mengatasi infeksi
b)
Tidak dianjurkan mengobati sendiri sebelum konsultasi
dengan dokter
c)
Hindari memasukan apapun ketelinga
d)
Bila kotoran terbentuk berlebih konsultasikan dengan
dokter spesialis THT
e)
Jagalah telingga tetap kering
f)
Hindari penerbangan saat menderita infeksi telinga
F.
Komplikasi
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi atau disebabkan
oleh Otitis media akut yaitu (Lynda Juall. 2006) :
1.
Mastoiditis
Mastoiditis adalah inflamasi mastoid
yang diakibatkan oleh suatu infeksi pada telinga tengah, jika tak diobati dapat
terjadi osteomielitis. Mastoiditis adalahsegala proses peradangan pada
sel- selmastoid yang terletak pada tulang temporal.
2.
Labirinitis
(infeksi pada kanalis semisirkuler).
Labirinitis
adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan peradangan dan pembengkakan
labirin (telinga dalam). Biasanya, hanya satu telinga yang terkena. Ada banyak
penyebab labirinitis. Penyebab yang paling umum adalah karena infeksi virus dan
jarang sekali karena infeksi bakteri. Hal ini terjadi ketika infeksi mencapai
kedua cabang dari saraf, menyebabkan perubahan pada pendengaran serta pusing
atau vertigo (sensasi berputar yang hebat).
3.
Tuli
Tuli adalah
suatu kondisi medis yang ditandai dengan ketidakmampuan sebagian atau
seluruhnya untuk mendengar suara baik pada satu atau kedua telinga. Penyebab
paling umum dari tuli adalah akibat kerusakan pada telinga dalam. Contoh
sederhana adalah tertutupnya liang telinga.
4.
Peradangan pada
selaput otak (meningitis).
Meningitis
adalah peradangan serius dari meninges, membran tipis penutup otak dan sumsum
tulang belakang. Meningitis paling sering disebabkan oleh infeksi (bakteri,
virus, atau jamur) meskipun juga disebabkan oleh pendarahn di dalam meninges,
kanker, penyakit sistem kekebalan tubuh, dan respon inflamasi terhadap beberapa
jenis kemoterapi (bahan kimia lainnya). Jenis meningitis yang disebabkan oeh
bakteri cenderung paling serius dan sulit diobati.
5.
Abses otak
Abses otak adalah
kumpulan nanah yang terbungkus oleh suatu kapsul dalam jaringan otak yang disebabkan
karena infeksi bakteri atau jamur. Abses otak biasanya akibat komplikasi dari
suatu infeksi, trauma atau tindak pembedahan.
Tanda-tanda terjadi komplikasi :
1.
Sakit kepala
2.
Tuli yang
terjadi secara mendadak
3.
Vertigo
(perasaan berputar)
4.
Demam dan menggigil
G.
Pemeriksaan
Penunjang
1.
Otoskop : pemeriksaan ini dengan cara memasukkan spekulun ke telinga,
dan memancarkan cahaya kedalamnya kemudian pemeriksa dapat melihat kondisi
membran timpani melalu lensa pembesar otoskop. Biasanya, gendang telinga
terihat kemerahan dan terlihat bangunan seperti lubang pada selaput gendang
telinga.
2. Timpanogram
: tes ini dilakukan untuk mengukur
kesesuaian dan kekakuan membrane timpani.
3. Timpanosentesis
dan Kultur : Aspirasi
jarum dari telinga tengah melalui membrane timpani untuk menentukan
mikrobiologi.
4. Tes Rinne
: Tes untuk membandingkan hantaran
melalui udara dan hantaran melalui tulang pada telinga yang diperiksa. Caranya
: garputala digetarkan dan tangkainya diletakkan diprosesus mastoid, setelah
tidak terdengar garputala dipegang didepan telinga kira-kira 2 ½ cm. normalnya
masih terdengar.
5. Tes Weber
: Tes
pendengaran untuk membandingkan hantaran tulang telinga kanan dan telinga kiri.
Caranya : garputala digetarkan dan tangkai diletakkan di garis tengah kepala.
Normalnya bunyi garputala terdengar di kedua telinga dan tidak dapat
dibedakan kearah mana bunyi terdengar lebih keras.
6. Tes
Schwabach : Membandingkan
hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya
normal. Caranya : garputala digetarkan dan tangkai nya diletakkan pada prosesus
mastoideus sampai tidak terdengar bunyi, kemudian diletakkan pada telinga
pemeriksa yang pendengarannya normal dan begitu sebaliknya. Normalnya
pendengaran hasilnya sama dengan pemeriksa.
7. Tes
audiometric :
Merupakan pemeriksaan fungsi untuk mengetahui sensitivitas (mampu
mendengar suara) dan perbedaan kata-kata (kemampuan membedakan bunyi
kata-kata), dilaksanakan dengan bantuan audiometrik.
8. Kultur
dan uji sensitifitas; dilakukan bila dilakukan timpanosentesis (Aspirasi jarum
dari telinga tengah melalui membrane timpani).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar